Tuesday, August 8, 2017

Hidup adalah pilihan

Banyak sekali kita denger kalimat-kalimat orang diluar sana pada saat dihadapkan pada sebuah pilihan yang sulit untuk dipilih dan bahkan setelah dipilih malah menyulitkan dirinya sendiri. Ya, gue juga sangat sering mengalami hal seperti ini, entah dalam hal kerjaan, kehidupan sehari-hari, bahkan percintaan. Inilah gue sekarang, membuat keputusan yang paling sulit tapi harus gue jalanin, memutuskan hubungan dengan orang yang dulu paling gue sayang dan sudah gue jalani 5 tahun dalam suka maupun duka untuk orang yang gue anggap lebih baik dan pantas menemani hidup gue di masa depan. Berat ? Pasti ! Sulit ? Sudah Tentu ! Tapi inilah hidup, apapun yang lo pilih kedepannya kalian juga yang jalanin dan kalian juga yang akan ngerasain. Kehilangan teman karena berpisah dengan pasangan udah gue rasain, gak ada teman lama yang datang saat nikahan, aqiqahan bahkan jenguk saat lahiran juga gue rasain, tapi gak papa bagi gue orang lain hanya bisa berkomentar, mencaci maki, memberikan nasihat sebijak-bijaknya mereka, tapi itu semua kembali kepada hati nurani dan logika kalian masing-masing.

Sekarang gue lumayan bahagia dengan pilihan gue, kenapa gue bilang lumayan ? Pertama karena gue nyaris gak nyentuh satu tahun pacaran sama istri gue, jadi gue belum sepenuhnya paham untuk menjadi suami yang baik bagi dia, dan kedua gue juga belum sepenuhnya paham sama tingkat kematangan pikirannya saat menjalani masalah. Dilema selalu muncul saat terkadang pendapat kami tidak saling bertemu dan segelintir masalah dari yang kecil sampe yang lumayan besar menghantam.

Apakah pilihan gue tepat ? Atau pilihan gue ternyata salah ? Entahlah, setidaknya gue membuat pilihan gue sebagai laki-laki dan gue bertanggung jawab dengan hal tersebut.

Saat menulis tulisan ini gue sudah satu tahun lebih menikah dengan orang baru yang gue pilih dalam hidup gue dan sudah memiliki satu bayi lucu menggemaskan yang selalu menantikan kedatangan gue setiap dua minggu sekali. Ya, gue bukan tipe orang yang susah untuk move on, karena dasar pikiran gue logika bukan hati, jadi gak perlu lama bagi gue untuk menghilangkan rasa sama orang lain. Terdengar sangat kasar bagi orang yang selalu mengandalkan hatinya untuk berpikir tetapi tidak dengan logikanya

Karena posisi pekerjaan gue di luar kota dan hanya bisa pulang dua minggu sekali, hal ini menjadikan gue hanya ketemu bayi gue hari sabtu pagi sampe minggu sore, karena sorenya udah harus di perjalanan menuju luar kota tempat gue bekerja. Perasaan ingin berhenti itu sangat ada, kerja atau kuliah jauh dari orang tua kalian pasti udah biasa dan sangat mudah untuk diobati rasa kangennya. Tapi kalo kalian jauh dari rumah kecil (baca:suami/istri dan anak) kalian, itu rasanya seratus kali lipat lebih sakit. Gue bekerja pada salah satu BUMD yang ada di kota pontianak, gaji gue satu tahun sampe di angka sembilan digit dan gue pingin berhenti kerja karena gue gak bisa nahan rasa sakit kangen sama keluarga kecil gue, rumah gue dimana kebahagiaan yang dulu gue pilih dengan mengabaikan pilihan gue yang yang pertama. Tetapi, Konsekuensi gue berhenti kerja akan sangat banyak efeknya, otomatis gue harus cari kerja lagi dan gak mungkin perlu waktu sebentar bisa jadi satu sampe tiga bulan, terus kalo gue pengangguran kasian istri gue yang jadi beban harus menafkahi gue sama bayi gue, yang terakhir harusnya bayi gue bisa hidup sejahtera malah gak bisa karena gue gak kerja. Antara ketiga konsekuensi tadi lah mengurungkan niat gue (untuk sementara) berhenti kerja, karena saat ini gue lebih menanam modal gue untuk bisnis kedepannya.  

Nah, dari sini gue mendapat banyak sekali pelajaran berharga tentang pilihan dalam kehidupan, dimana terdapat pilihan yang mudah dibuat namun berdampak fatal dalam kehidupan atau pilihan sulit yang buat hidup kalian bahagia kedepannya. Intinya dalam membuat keputusan sinkronisasi antara logika dan hati kalian harus selaras memang beberapa hal akan terasa sangat tidak wajar jika tanpa logika dan sebaliknya akan terdengar sangat kasar jika tidak menggunakan hati, its just the matter of choice.

Share:

4 comments:

  1. Kapan lahiran, G ?
    wkwkwkwk

    Good luck, G.

    ReplyDelete
  2. Benar lang, mending pusing diawal dari pade pusing diakhir.
    itu efnu yang bilang..

    ReplyDelete

Blogger yang baik, adalah blogger yang meninggalkan komentar. So..don't be shy to comment guys !! :D